Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Baca Novel Ruang Untukmu Bab 393, 394, 395

Inilah cara Baca Novel Ruang Untukmu Bab 393, 394, 395. silahkan anda baca dengan cermat dan seksama.

Baca Novel Ruang Untukmu Bab 393, 394, 395

Novel Ruang Untukmu Bab 393

Tasya terdiam di tempat duduknya.

“Menurutku lebih baik kamu tidak meminta Pak Elan untuk menyelamatkanmu, karena justru hanya akan memperburuk keadaan. Lebih baik kamu cepat-cepat meminta maaf dan mengganti rugi Safira demi menyelamatkan perusahaan kita dari kerugian yang lebih besar lagi,” Alisa mengingatkannya.

Tentu saja, Tasya tidak ingin Elan terlibat dalam masalah ini. Walaupun sangat yakin kalau mereka tidak akan mendapatkan apa-apa darinya, Tasya juga tidak ingin menjadi panik.

“Kenapa harus meminta maaf padahal aku tidak pernah menjiplak karya mereka? Yang harus meminta maaf adalah Safira.” Tasya mendongak dan menatap Alisa dengan ketus.

Alisa merasa tersenul mendengarnya. “Jadi kamu masih ingin bersikap keras kepala, Tasya? Kamu sudah menjadi lelucon di industri ini. Apakah kamu baru akan meminta maaf setelah menghancurkan reputasi Jewelia? Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan masa depan perusahaan!”

Satu-satunya pilihan Tasya adalah meminta maaf.

Tasya berdiri dan berkata dengan tegas, “Aku tidak akan meminta maaf sampai aku tahu pasti dasar permasalahan ini.”

Alisa hanya bisa tersentak dan menggertaknya, “Hanya karena Pak Elan menyukaimu bukan berarti bisa bersikap sesukamu, kamu tahu itu. Sungguh memalukan, kamu sudah menjiplak. Apakah kamu mau membesarkan masalah ini?!”

“Aku tidak menjiplak, maka aku tidak akan meminta maaf.” Siapapun bisa menyimpulkan melalui wajah cantik Tasya bahwa dia tidak mau berkompromi.

Alisa terkejut, dia tidak pernah bertemu dengan orang yang sangat keras kepala seperti Tasya.

Setelah itu, dia melototi Tasya dan berkata, “Baiklah, aku tidak sabar melihat seperti apa takdirmu nanti!”

Di sisi lain, Felly sedang berpikir sambil berdiri di dalam ruang kerjanya. Safira mendatangi Tasya dengan kekuatan penuh, dan menempatkannya di posisi tidak menguntungkan. Dengan begitu, dia pun memutuskan untuk menelepon Elan.

“Halo?” Suara Elan terdengar dari seberang telepon.

“Pak, ada sesuatu yang harus bapak ketahui.”

Setelah mendengar seluruh cerita dari Felly, Elan bertanya dengan serius, “Apa yang dikatakannya?”

“Tasya yakin kalau dia tidak menjiplak karya itu.”

“Baiklah, aku ke sana sekarang.” Setelah itu, Elan menutup teleponnya.

Jewelia masih dalam proses pindalı lokasi; karcna sedang berada di Grup Prapanca, maka Elan perlu waktu untuk sampai di sana,

Sementara itu, Maya membawakan secangkir teh untuk Tasya yang tengah duduk di ruang, kerjanya. “Tasya, aku yakin kamu tidak menjiplak. Tidak peduli apa yang dikatakan orang, aku sangat percaya padamu,” ucap Maya menghiburnya, merasa kasihan pada perempuan itu.

“Terima kasih, Maya.” Tasya merasa bersyukur memiliki asisten seperti Maya.

Setelah Maya pergi, Tasya menopang dahinya, mencoba mencari tahu bagaimana semua ini bisa terjadi.

Dia menyelesaikan konsep pertamanya pada tanggal sepuluh bulan lalu, dan Safira sudah memajang karya itu di kotak pajangan akhir bulan lalu. Dengan kata lain, mereka memiliki waktu

dua puluh hari antara merevisi dan mengeluarkan produk jadi. Jika studio mereka berkerja lembur demi perhiasaan ini, maka sangat mungkin bagi mereka meluncurkan karya itu dalam waktu sekitar dua minggu.

Namun, sketsa itu selalu ada bersamanya, maka siapa yang sudah menyerahkannya pada Safira?

Seseorang jelas telah dengan sengaja membocorkannya, dan hal itu sudah terjadi saat dia membuat konsep pertama.

Namun, siapa yang ingin dia pergi dari perusahaan itu untuk selama-lamanya? Seorang perancang tidak akan memiliki tempat lagi di industri ini ketika dijuluki sebagai penjiplak. Bagaimanapun juga, hal itu sama buruknya seperti pembunuhan.

Akhirnya, Tasya yakin kalau seseorang telah mencuri sketsanya antara tanggal sepuluh dan delapan belas November.

Bagaimanapun juga, banyak orang keluar masuk ruang kerjanya, maka dia perlu waktu untuk mencari tahu siapa pelaku sebenarnya.

Ditambah lagi, Safira menginginkan jawaban darinya besok jam 3 sore. Jelas mereka tidak ingin memberinya waktu untuk menyelidiki masalah ini.

Mereka juga kejam, menjatuhkan reputasi Jewelia sembari menututnya dengan tuduhan plagiarisme.

Ketenaran Jewelia saat ini membayangi banyak perusahaan di pasar dan juga meningkatkan harga tawar unggi. Oleh sebab itu, tidak heran bila rekan pebisnis ingin menjatuhkan kompetitor yang kuat ini.

Saat tengah mencari konsep pertamanya, Tasya mendengar seseorang mendorong pintu. Lalu, dia menengadah dan terkejut.

Elan sudah datang!

“Felly memberitahu situasi yang tengah kamu hadapi saat ini.” Elan menopang tangannya di meja dan bertanya sambil menatapnya yang sedang mencari-cari sesuatu. “Kamu sedang mencari

apa?”

Ruang Untukmu Bab 394

Setelah aklumya menemukan konsep pertamanya, Tasya meletakkannya di atas meja dan berkata, “Ini adalah konsep pertamaku, tetapi tidak bisa digunakan sebagai barang bukti untuk menunjukkan bahwa aku tidak menjiplak.”

Waktu dan tanggal perusahaan dinilai berdasarkan tanggal saat karya dimasukkan ke dalarn sistem. Jelas, Safira lebih unggul dalam hal ini.

“Aku percaya kamu.” Elan menatapnya dengan keyakinan mutlak.

Tasya tersedak mendengarnya, lalu tersenyum kecut. “Apakah kamu benar-benar begitu percaya padaku?”

“Siapa lagi yang harus kupercaya bila pada kekasih hatiku saja aku tidak percaya?” Sorot mata Elan dipenuhi ketegasan.

Elan menyebabkannya tidak bisa berkata-kata, dan Tasya menghindari tatapannya. Walaupun begitu, kata-kata Elan telah memberi dorongan keyakinan padanya.

“Terima kasih. Sekarang, aku ingin menyelidiki kasus ini sampai ke dasarnya dan menemukan siapa yang sudah membocorkan sketsaku ke Safira.” Setelah itu, dia memandangi sketsanya.

Ini merupakan salah satu sketsa kesukaannya, tetapi sekarang, Safira telah mengklaim karya itu sebagai milik mereka dan bahkan memfitnahnya telah menjiplak. Sungguh sangat menjengkelkan!

“Temukan orang itu, akan aku beri dia pelajaran.” Wajah Elan berubah muram. Orang itu mungkin ingin segera mati karena telah berani menyentuh perempuan yang dicintainya.

Begitu Tasya mendongak, Elan melanjutkan, “Dan juga, Safira akan membayar mahal karena telah memfitnahmu.”

Tasya benar-benar kehabisan kata-kata.

Dia memiliki firasat sebentar lagi Safira akan menghadapi hari kiamatnya.

“Baiklah, laki-laki tangguh. Mari kita selidiki lebih dulu!” Tasya memutuskan untuk memeriksa rekaman CCTV kantor sebelum bertindak lebih jauh.

Pihak keamanan tidak berani menolak permintaan Tasya, lalu mengirim rekaman tanggal yang dimintanya ke laptopnya. Setelah itu, Elan dan Felly menemani Tasya memeriksa rekaman bersama-sama.

Sementara itu, Alisa mulai panik di ruang kerjanya. Dia tidak menyangka Elan benar-benar akan turun tangan, dan ini membuatnya sangat tegang.

Elari sangat berkuasa, pengaruh yang dimilikinya sangat kuat. Terlebih lagi, dia memiliki lusinan pengacara handal. Dan jika Tasya digugat, barisan pengacaranya pasti sanggup memenangkan kasus ini.

Karena keadaan sudah terlanjur seperti ini, Tasya pasti tidak akan tanggung-tanggung juga. Tak

lama kemudin, dia duduk di depan laptopnya sambil memeriksa rekaman. Dia bersumpah akan menanukan pencurnya

Jantung Elan berdenyut saat duduk di sebelahnya, menyaksikannya menatap konstan layar laptop dengan alis mengernyit sangat dalam, dan udak berkedip. “Apakah kamu punya musuh di kantor? Atau, ada orang yang ingin menyakitimu?”

Dua orang seketika itu terlintas dalam pikiran Tasy-Alisa dan Alanna. Dua orang ini memang secara terang-terangan memusuhinya. Namun, dia udak bisa mengesampingkan kemungkinan seseorang telah menggunakan sketsanya untuk mendapatkan uang, atau Safira telah menyusupkan mata-matanya di Jewellia.

“Tunggu sebentar. Kita akan bicara setelah aku selesai melihat rekaman ini.” Tasya mengamati rekaman CCTV adegan demi adegan, mempercepat dan memperlambat rekamannya dan menit ke menit.

“Bagaimana bila kamu kembali melanjutkan pekerjaanmu, Direktur Erman. Biar aku yang menemaninya.” Elan menarik kursi dan duduk di sebelah Tasya. Dia memutuskan untuk mengabaikan pekerjaan pentingnya di Grup Prapanca, dan lebih memilih untuk menyelesaikan kasus ini dengannya.

“Kamu juga harus kembali bekerja! Aku bisa tangani ini sendiri.” Tasya juga tidak ingin menyita waktunya.

“Aku akan menonton rekamannya bersamamu.” Elan tidak pergi ke mana-mana. Bagaimanapun juga, tidak ada yang lebih penting daripada membersihkan namanya saat ini.

Kepala Tasya pusing karena menonton rekaman berdurasi satu jam. Menyadari sudah waktunya menjemput Jodi, dia pun menoleh ke Elan. “Kemungkinan aku akan tetap di sini untuk memeriksa rekaman ini malam ini. Bisakah kamu menolongku, menyampaikan pada Nando untuk menjemput Jodi dan menjaganya malam ini?”

“Baiklah, aku akan meneleponnya.” Setelah itu, Elan menekan nomor ponsel Nando.

Nando adalah pengasuh terbaik, dan lebih dari itu, dia termasuk segelintir orang yang dipercaya

Tasya.

Setelah menutup teleponnya, Elan tetap menemani Tasya dengan tenang, memeriksa rekaman CCTV bersamanya. Sementara itu, Tasya telah mencatat waktu dan juga orang-orang yang keluar masuk ruang kantornya.

Dia tidak mengendur sejenak pun karena tidak ingin secara salah menuduh orang yang tidak bersalah, juga dra tidak ingin mengampuni pencurnya.

Karena Safira ingin mendapat jawabannya besok sore, maka Tasya harus memeriksa semua rekaman dan menemukan si pelaku malam ini juga.

Karena Nando yang mengurus dan menjaga Jodi, maka Tasya bisa fokus pada pemeriksaan rekaman. Beberapa menit kemudian, Maya membawakan minuman. Setelah menyeruput sedikit kopi, Tasya kembali menatap layar laptopnya.

Novel Ruang Untukmu Bab 395

“Apakah kamu ingin aku membantumu?” Elan ingin mengambil-alih pemeriksaan rekaman.

“Tidak, terima kasih. Dia ingin memeriksa sendiri.

Kalau begitu, kamu harus istirahat sejenak.”

“Aku tidak apa-apa.” Mata Tasya sedikit merah, tetapi dia tidak ingin beristirahat.

“Matamu akan perih.” Hati Elan trenyuh saat melihatnya dari samping.

“Aku harus selesai menonton semua rekaman ini.” Kemudian, dia menutup matanya sejenak dan mengambil jeda. Di saat memijat-mijat pelipis matanya, tiba-tiba dia merasakan telapak tangan yang besar dan hangat memijat ringan lehernya. Terasa sangat menenangkan.

Di sisi lain, Alisa mengintip dari luar dan menyaksikan Elan sedang memijat leher Tasya, yang mana membuatnya cemburu sekaligus ketakutan.

Rupanya dia sudah meremehkan hubungan Tasya dan Elan. Selain itu, dia takut kalau mereka akan mengungkap tindak kejahatannya.

Setelah kembali ke ruang kerjanya, Alisa membuka ponselnya dan merasa semakin gelisah setelah melihat satu milyar telah dikirim ke rekeningnya pada hari itu.

Tasya kembali memeriksa rekaman setelah beristirahat sejenak. Sementara itu, Elan menyeruput kopi dari cangkir Tasya dan tiba-tiba teringat akan sesuatu. Lalu, dia mengeluarkan ponselnya dan pergi ke luar.

Elan tidak mengganggu kerja Tasya, tetapi bukan berarti dia tidak memiliki cara lain untuk menyelidiki.

Saat Elan kembali, Tasya masih menatap layar laptop. Namun, tiba-tiba alisnya mengernyit dalam setelah melihat seseorang keluar dari ruang kerjanya.

10%

Alisa berada di dalam ruang itu selama kurang dari dua menit sebelum keluar. Da terlihat sangat bersalah.

Lalu, Tasya memutar ulang rekamannya untuk mengamati dengan teliti ekspresi Alisa. Dia lantas menyimpan bagian rekaman ini sebelum melanjutkan pencariannya.

Tanpa disadari, waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, dan Tasya sudah meminum dua cangkir kopi sampai saat ini. Di sisi lain, Elan tidak pernah semenit pun memalingkan pandangannya dari perempuan ini sepanjang waktu. Akhirnya dia meraih tangan Tasya demi dilihatnya matanya memerah dan menolak makan malam.

‘Makan dulu, setelah itu melanjutkan pemeriksaan ini lagi.”

“Aku tidak ingin makan.” Dia merasa tertekan karena dituduh menjiplak.

Mendengarnya, suara Elan yang berat dan tegas mengisi telinganya. “Kamu harus makan bahkan bila tidak ingin sekalipun. Jika khawatir Safira tidak akan membiarkanmu lepas dari masalah ini,

maka tidak ada alasan untukmu merasa takut, Paling buruknya, aku akan melawan mereka besok, dan masalahmu ini pasti akan selesai.”

“Baiklah, kamu menang! Kita akan makan di restoran seberang,” kata Tasya, sambil menyibak rambulnya ke belakang,

Saat ke luar dari ruang kerja Tasya sambil bergandengan tangan, Elan menyuruh para pengawalnya untuk menjaga ruang kerja itu, dan melarang siapapun masuk ke dalamnya.

Ketika mengetahui kalau Tanya tetap berada di kantor untuk menyelidiki masalahnya, Alisa pun juga tetap tinggal di kantor, Setelah itu, dia mengirim pesan pada Yanita dan menceritakan mengenai kemajuan penyelidikan yang dilakukan Tasya,

‘Kalian yakin akan memenangkan gugatan ini, bukan? Kamu tidak bisa menyeretku ke dalam kanun ini bersamamu

“Bosku sangat yakin. Serahkan saja pada kami!”

Tentu saja, Alisa tidak bisa ienang, karena dia tidak memberitahu satu fakta penting pada Yanita — yailu hubungan Tanya dengan Elan Salira hanya tahu kalau Tasya adalah perancang di Jewelia. Yang iidak diketahui oleh mereka adalah bahwa Tasya merupakan kekasih CEO Grup Prapanca.

Kali ini, Alisa merasakan kepanikan menjalari dirinya bahwa Safira akan menghadapi hari akhirnya

Dia berpikir untuk mengemas seluruh barangnya dan meninggalkan negeri ini. Saat keluar dari ruang kerjanya, Alisa melirik pada kedua pengawal yang ditempatkan di depan ruang kerja Tasya, dan hal itu menguatkan keputusannya untuk segera meninggalkan negeri ini.

Di dalam restoran, Tasya tidak berselera meskipun meja di hadapannya penuh dengan makanan lezat,

“Jangan icrlalu dipikirkan. Apapun yang terjadi, aku akan mendukungmu.” Kemudian, Elan nenaruh beberapa makanan di piring Tasya, yang kemudian disantapnya sebelum berkata dengan penuh integritas, “Aku bisa mendukung diriku sendiri.”

Bagaimanapun juga, perempuan yang mandiri secara finansial memang sangat percaya diri.

Setelah itu, dia menyodorkan semangkuk sup sarang burung ke Tasya. “Habiskan.”

Tiba-tiba Tasya merasa sedang dipaksa makan oleh laki-laki ini. Namun, dia patuh melakukan sesuai yang diperintahkan.

Kemudian, ponsel Elan berbunyi, la segera memeriksa dan mendapati pesan dari Roy. ‘Pak, saya mapapali I milyar iclah dikirim ke rekening Alisa Tedjakusuma pada pukul 2 siang hari ini. Ditransfer dari rekening publik Safira Permata Cahaya.’

Menangkapi pesan itu, Elan menjawab, “Awasi terus dia’

Itulah tadi cara baca Novel Ruang Untukmu Bab 393, 394, 395. Jika anda penasaran dengan cerita selanjutnya silahkan ikuti update artikel dari Kakceng berikutnya.